Minggu, 21 Mei 2017

FENOMENA GUNUNG API

FENOMENA GUNUNG API

Hasil gambar untuk PENGERTIAN JENIS DAN AKIBAT FENOMENA GUNUNG API

Pengertian Gunung Berapi

Gunung berapi secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai fluida sistem saluran panas (batu dalam bentuk cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi ke permukaan bumi, termasuk hasil pengendapan akumulasi bahan dikeluarkan pada saat meletus.
Selanjutnya, istilah gunung api ini juga digunakan untuk nama fenomena pembentukan es gunung berapi atau gunung berapi es dan lumpur gunung berapi atau lumpur vulkanik. Es gunung berapi yang umum di daerah yang memiliki musim dingin yang bersalju, sedangkan gunung lumpur dapat dilihat di daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu.
Gunung berapi ini ditemukan dalam berbagai bentuk sepanjang hidup mereka. Sebuah gunung berapi aktif mungkin berubah menjadi setengah off, beristirahat, sebelum menjadi tidak aktif atau mati. Tapi gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum menjadi aktif kembali. Dengan demikian, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari gunung berapi, jika gunung berapi berada dalam keadaan istirahat atau mati.

Ketika gunung berapi meletus, magma yang terkandung dalam Magmar basement gunung berapi meletus sebagai lava atau lava. Selain aliran lava, kerusakan yang disebabkan oleh gunung berapi melalui berbagai cara seperti berikut:

  1. Aliran lava.
  2. Letusan gunung berapi.
  3. Aliran lumpur.
  4. Abu.
  5. Kebakaran hutan.
  6. Gas beracun.
  7. Gelombang tsunami.
  8. Gempa bumi.

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA LETUSAN GUNUNGAPI

Gunung api dapat meletus sebagai akibat dari peningkatan bouyancy dan mobilitas tubuh magma. Hal tersebut terjadi di bawah, dalam, dan atas magma chamberMagma chamber yang terdesak oleh batuan mengakibatkan volume magma bertambah dan akhirnya muncul sebagai letusan. Pengetahuan  tentang  tektonik  lempeng  merupakan  pemecahan awal dari teka-teki fenomena alam termasuk deretan pegunungan, benua, gempabumi dan gunungapi. Bumi mempunyai banyak cairan dan air di permukaan. Kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi pembentukan dan komposisi magma serta lokasi dan kejadian gunungapi.

Panas bagian dalam bumi merupakan panas yang dibentuk selama pembentukan bumi sekitar 4,5 miliar tahun lalu, bersamaan dengan panas yang timbul dari unsur radioaktif alami, seperti elemen-elemen isotop K, U dan Th terhadap waktu. Bumi pada saat terbentuk lebih panas, tetapi kemudian mendingin secara berangsur sesuai dengan perkembangan sejarahnya. Pendinginan tersebut terjadi akibat pelepasan panas dan intensitas vulkanisma di permukaan. Perambatan panas dari dalam bumi ke permukaan berupa konveksi, dimana material-material yang terpanaskan pada dasar mantel, kedalaman 2.900 km dibawah muka bumi bergerak menyebar dan menyempit disekitarnya. Pada bagian atas mantel, sekitar 7-35 km di bawah muka bumi, material-material tersebut mendingin dan menjadi padat, kemudian tenggelam lagi ke dalam aliran konveksi tersebut. Litosfir termasuk juga kerak, umumnya mempunyai ketebalan 70-120 km dan terpecah menjadi beberapa fragmen besar yang disebut lempeng tektonik. Lempeng bergerak satu sama lain dan juga menembus ke arah konveksi mantel. Bagian alas litosfir melengser di atas zona lemah bagian atas mantel, yang disebut juga astenosfir. Bagian lemah astenosfir terjadi pada saat atau dekat suhu dimana mulai terjadi pelelehan, kosekuensinya beberapa bagian astenosfir melebur, walaupun sebagian besar masih padat. Kerak benua mempunyai tebal lk.35 km, berdensiti rendah dan berumur 1 - 2 miliar tahun, sedangkan kerak samudera lebih tipis (lk. 7 km), lebih padat dan berumur tidak lebih dari 200 juta tahun. Kerak benua posisinya lebih di atas dari pada kerak samudera karena perbedaan berat jenis, dan keduanya mengapung di atas astenosfir.





SUMBER :
http://prosesterjadinya.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-faktor-penyebab-dan-dampak-terjadinya-letusan-gunungapi.html

http://www.gurupendidikan.com/pengertian-gunung-berapi-beserta-jenisnya-bedasarkan-bentuknya/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar